Ngeri juga membayangkan jika Tuhan tak adil kepada hamba-Nya sendiri.
Saudaraku tercinta ...
Mari kita menghayati keadilan Tuhan yang faktanya telah menjadikan kita benar-benar nyaman menjadi manusia. Tanda-tanda keadilan itu ada dimana-mana dan menjadi sunnatullah yang mampu kita jangkau dengan akal sehat dan hati nurani.
Tapi mari kita bayangkan keadilan Tuhan ini dengan cara lain. Yakni berandai-andai dengan memunculkan efek 'kengerian', jika 'seandainya Tuhan tak lagi 'sudi' menunjukkan keadilan-Nya. Bagaimana jika Tuhan bertindak tanpa solusi dan ketidakpedulian-Nya atas dampak dari tiap keputusan.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya :
1. Tuhan memberi KEWAJIBAN, tapi tidak diberikan kekuatan untuk melaksanakan.
Disinilah bukti betapa Tuhan Maha Adil. Bayangkan saja jika Tuhan hanya mewajibkan sesuatu, tetapi IA tidak membekali manusia--yang dijatuhi kewajiban--dengan kemampuan menunaikan kewajiban tersebut. Mungkin saja manusia akan menjadi makhluk paling repot dan stress karena begitu banyaknya kewajiban yang harus dilaksanakan.
2. Tuhan menegaskan LARANGAN, tapi justru diberi syahwat yang berlebihan.
Ini adalah bukti selanjutnya tentang dahsyatnya kekuasaan Tuhan sebagai Zat Perencana Hebat. Jika atas kewajiban manusia dibekali kekuatan untuk melaksanakan, maka untuk larangan Tuhan 'memodali' manusia dengan logika atau akal sehat sebagai pengimbang syahwat. Karena syahwat yang berlebih-lebih atau berapi-api akan menyulitkan manusia menjalankan tugas menghindari larangan yang kebanyakan mengandung 'godaan'. Dan fungsi akal sehat itulah yang dapat mengimbangi hasrat manusia untuk 'main-main' dengan larangan.
3. Tuhan menjanjikan PAHALA, tapi tidak ditunjukkan cara meraihnya
Secara tegas, Tuhan sudah menentukan adanya reward atau penghargaan kepada siapa saja di antara makhluk-Nya yang berprestasi di hadapan-Nya. Meski begitu, Tuhan tidak begitu saja berjanji 'pepesan kosong' alias 'membual' dengan janji-janji pahala. Janji Tuhan selalu dilengkapi dengan 'buku pedoman' bagaimana cara meraihnya. Sehingga manusia tidak perlu 'miskin pahala' dan tidak buta karena dilengkapi peta pencarian.
4. Tuhan mengancam DOSA, tapi justru didiamkan cara menghindarinya
Dosa adalah keputusan Tuhan yang Maha Tahu tentang dampak buruk dari tindakan manusia. Karena itu jika Tuhan mengajarkan tentang dosa itu berarti IA mengajarkan manusia tentang risiko yang harus dihindari manusia. Mau tidak mau. Apa jadinya jika dengan kekuasaan-Nya yang luar biasa itu, Tuhan menggunakan dosa untuk 'main ancam' kepada manusia, dan Tuhan membiarkan manusia berdosa tanpa tahu cara menghindarinya. Manusia seperti dizalimi.
5. Tuhan menghadiahkan manusia JASAD, tapi tanpa RUH
Manusia itu sebenarnya tak lebih dari kumpulan daging dan tulang yang tak berarti jika Tuhan tak sudi meniupkan ruh ke dalamnya. Hakikat manusia sesungguhnya adalah adanya ruh atau jiwa yang sepenuhnya milik Tuhan. Jadi bisa dibayangkan seperti apa jasad manusia jika ruh itu dipisahkan. Tersentuh tanah sedikit saja, makhluk mikro organisme yang hidup di tanah siap memakan habis tubuh manusia. Beruntunglah ruh ditiupkan ke dalam tubuh manusia, maka lengkaplah kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang ahsani taqwim.
6. Tuhan memberikan KECERDASAN, tapi tanpa KEARIFAN
Maka manusia akan melambung derajatnya--seperti janji Tuhan dalam kitab suci-Nya tentang kemuliaan orang berilmu-- namun kemudian menjadi lupa daratan. Ilmu yang dimilikinya hanyalah perantara menuju kezaliman, kesombongan, dan keangkuhan harga diri. Kearifan dalam hati adalah 'rem' yang mengontrol keilmuan dalam akal pikirannya.
7. Tuhan memberikan NIKMAT, tapi tanpa KESADARAN
Merasakan kenikmatan adalah salah satu 'hobi' terbesar milik manusia. Tetapi menikmati--apapun, baik itu rejeki atau kesempatan--tanpa kesadaran sebenarnya menjerumuskan manusia menjadi kufur nikmat. Kesadaran di sini berarti kesediaan manusia untuk mengetahui dari mana nikmat itu datang, siapa yang memberi, dan bagaimana bersikap yang benar setelah mendapatkan nikmat. Dan Tuhan sangat tahu itu.
8. Tuhan memberikan UJIAN, tapi tanpa KESABARAN
Apa jadinya jika Tuhan menguji kita dengan bencana, aib, atau musibah tetapi sama sekali tidak dimodali kesabaran. Padahal kesabaran ini adalah satu-satunya 'sekoci penyelamat' ketika menghadapi ujian tersebut yang terkadang tidak diketahui sampai kapan akan berakhir. Akibatnya, manusia tak akan pernah sanggup bangkit lagi setelah jatuh ditimpa musibah.
9. Tuhan titipkan PANCA INDERA, tapi tanpa PETUNJUK PENGGUNAAN
Panca indera yang kita miliki sesungguhnya adalah life tools yang digerakkan oleh use direction atau petunjuk penggunaan dari Tuhan. Lalu manusia berpedoman ke sana sehingga mereka memanfaatkan panca indera tersebut untuk menyesuaikan diri dengan segala macam medan dan iklim kehidupan di dunia. Silahkan bayangkan bagaimana jadinya jika kita 'dibodohkan' oleh Tuhan tentang hal ini, maka secara lahir-batin lumpuhlah manusia seketika itu juga.
10. Tuhan ciptakan DUNIA tapi tanpa AKHIRAT
Jika dunia diciptakan berdiri sendiri tanpa akhirat, maka besar kemungkinan dunia ini makin rusak. Karena tak ada lagi ancaman yang efektif untuk mengingatkan manusia akan hari pembalasan. Padahal akhirat adalah janji terbesar Tuhan kepada manusia. Dunia menjadi kacau karena orientasi hidup para penghuninya menjadi tidak jelas. Tak ada lagi hamba-hamba yang tunduk mengikuti ajaran-Nya karena hidup mereka semakin hedonistis, yaitu mereka yang berpandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.
11. Tuhan turunkan BENCANA, tapi tanpa HIKMAH
Tuhan bukanlah Raja Diraja yang otoriter yang menitahkan segala sesuatu tanpa perhitungan. Tuhan itu Maha Perhitungan (المحصى). Bencana yang IA turunkan sesungguhnya adalah cara lain Tuhan berkomunikasi dengan manusia. Maksud yang hendak disampaikan sederhana saja: bencana ini adalah kesempatan manusia untuk belajar. Agar manusia dapat menjangkau pelajaran tingkat tinggi berupa hikmah yang mendorong semangat kreatif dan juga ketakwaan manusia.
12. Tuhan memberikan SEGALA KELEMAHAN, tapi tanpa KESEMPATAN MENJADI KUAT
Secara sengaja Tuhan telah menanamkan software khusus ke dalam diri manusia, yaitu kelemahan. Dan luar biasanya keadilan Tuhan adalah IA juga memberikan kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk menjadi kuat. Baik kuat secara fisik maupun kuat karena kekuasaan duniawi. Meski kadang kekuatan itu 'dibablaskan' manusia untuk memproklamirkan kesombongannya.
13. Tuhan takdirkan SEGALA KEKURANGAN, tapi tanpa KESEMPATAN MEMPERBAIKI
Karena kemahapengampunnya Tuhan, manusia adalah makhluk paling optimis yang pernah Tuhan ciptakan. Meski berhadapan dengan kekurangan, manusia selalu memiliki banyak alternatif menutupi kekurangannya. Itu karena peran besar Tuhan menanamkan hawa nafsu dan akal pikiran ke dalam sifat manusia. Berkat keduanya ini, manusia selalu dapat lolos dari masalah dan mampu melakukan perbaikan.
Finally, segala puji bagi-Nya, alhamdulillahi robbil 'alamin, atas nikmat keadilan ini. Pantas kiranya jika kita--para makhluk-Nya--secara tulus mengikrarkan bahwa Ia Maha Adil (العدل). Dan Tuhan Maha Tahu dengan seluk beluk makhluk, karena IA yang menciptakan dan merencanakan semuanya.
Wallahu a'lam bissawab.
Saudaraku tercinta ...
Mari kita menghayati keadilan Tuhan yang faktanya telah menjadikan kita benar-benar nyaman menjadi manusia. Tanda-tanda keadilan itu ada dimana-mana dan menjadi sunnatullah yang mampu kita jangkau dengan akal sehat dan hati nurani.
Tapi mari kita bayangkan keadilan Tuhan ini dengan cara lain. Yakni berandai-andai dengan memunculkan efek 'kengerian', jika 'seandainya Tuhan tak lagi 'sudi' menunjukkan keadilan-Nya. Bagaimana jika Tuhan bertindak tanpa solusi dan ketidakpedulian-Nya atas dampak dari tiap keputusan.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya :
1. Tuhan memberi KEWAJIBAN, tapi tidak diberikan kekuatan untuk melaksanakan.
Disinilah bukti betapa Tuhan Maha Adil. Bayangkan saja jika Tuhan hanya mewajibkan sesuatu, tetapi IA tidak membekali manusia--yang dijatuhi kewajiban--dengan kemampuan menunaikan kewajiban tersebut. Mungkin saja manusia akan menjadi makhluk paling repot dan stress karena begitu banyaknya kewajiban yang harus dilaksanakan.
2. Tuhan menegaskan LARANGAN, tapi justru diberi syahwat yang berlebihan.
Ini adalah bukti selanjutnya tentang dahsyatnya kekuasaan Tuhan sebagai Zat Perencana Hebat. Jika atas kewajiban manusia dibekali kekuatan untuk melaksanakan, maka untuk larangan Tuhan 'memodali' manusia dengan logika atau akal sehat sebagai pengimbang syahwat. Karena syahwat yang berlebih-lebih atau berapi-api akan menyulitkan manusia menjalankan tugas menghindari larangan yang kebanyakan mengandung 'godaan'. Dan fungsi akal sehat itulah yang dapat mengimbangi hasrat manusia untuk 'main-main' dengan larangan.
3. Tuhan menjanjikan PAHALA, tapi tidak ditunjukkan cara meraihnya
Secara tegas, Tuhan sudah menentukan adanya reward atau penghargaan kepada siapa saja di antara makhluk-Nya yang berprestasi di hadapan-Nya. Meski begitu, Tuhan tidak begitu saja berjanji 'pepesan kosong' alias 'membual' dengan janji-janji pahala. Janji Tuhan selalu dilengkapi dengan 'buku pedoman' bagaimana cara meraihnya. Sehingga manusia tidak perlu 'miskin pahala' dan tidak buta karena dilengkapi peta pencarian.
4. Tuhan mengancam DOSA, tapi justru didiamkan cara menghindarinya
Dosa adalah keputusan Tuhan yang Maha Tahu tentang dampak buruk dari tindakan manusia. Karena itu jika Tuhan mengajarkan tentang dosa itu berarti IA mengajarkan manusia tentang risiko yang harus dihindari manusia. Mau tidak mau. Apa jadinya jika dengan kekuasaan-Nya yang luar biasa itu, Tuhan menggunakan dosa untuk 'main ancam' kepada manusia, dan Tuhan membiarkan manusia berdosa tanpa tahu cara menghindarinya. Manusia seperti dizalimi.
5. Tuhan menghadiahkan manusia JASAD, tapi tanpa RUH
Manusia itu sebenarnya tak lebih dari kumpulan daging dan tulang yang tak berarti jika Tuhan tak sudi meniupkan ruh ke dalamnya. Hakikat manusia sesungguhnya adalah adanya ruh atau jiwa yang sepenuhnya milik Tuhan. Jadi bisa dibayangkan seperti apa jasad manusia jika ruh itu dipisahkan. Tersentuh tanah sedikit saja, makhluk mikro organisme yang hidup di tanah siap memakan habis tubuh manusia. Beruntunglah ruh ditiupkan ke dalam tubuh manusia, maka lengkaplah kesempurnaan manusia sebagai makhluk yang ahsani taqwim.
6. Tuhan memberikan KECERDASAN, tapi tanpa KEARIFAN
Maka manusia akan melambung derajatnya--seperti janji Tuhan dalam kitab suci-Nya tentang kemuliaan orang berilmu-- namun kemudian menjadi lupa daratan. Ilmu yang dimilikinya hanyalah perantara menuju kezaliman, kesombongan, dan keangkuhan harga diri. Kearifan dalam hati adalah 'rem' yang mengontrol keilmuan dalam akal pikirannya.
7. Tuhan memberikan NIKMAT, tapi tanpa KESADARAN
Merasakan kenikmatan adalah salah satu 'hobi' terbesar milik manusia. Tetapi menikmati--apapun, baik itu rejeki atau kesempatan--tanpa kesadaran sebenarnya menjerumuskan manusia menjadi kufur nikmat. Kesadaran di sini berarti kesediaan manusia untuk mengetahui dari mana nikmat itu datang, siapa yang memberi, dan bagaimana bersikap yang benar setelah mendapatkan nikmat. Dan Tuhan sangat tahu itu.
8. Tuhan memberikan UJIAN, tapi tanpa KESABARAN
Apa jadinya jika Tuhan menguji kita dengan bencana, aib, atau musibah tetapi sama sekali tidak dimodali kesabaran. Padahal kesabaran ini adalah satu-satunya 'sekoci penyelamat' ketika menghadapi ujian tersebut yang terkadang tidak diketahui sampai kapan akan berakhir. Akibatnya, manusia tak akan pernah sanggup bangkit lagi setelah jatuh ditimpa musibah.
9. Tuhan titipkan PANCA INDERA, tapi tanpa PETUNJUK PENGGUNAAN
Panca indera yang kita miliki sesungguhnya adalah life tools yang digerakkan oleh use direction atau petunjuk penggunaan dari Tuhan. Lalu manusia berpedoman ke sana sehingga mereka memanfaatkan panca indera tersebut untuk menyesuaikan diri dengan segala macam medan dan iklim kehidupan di dunia. Silahkan bayangkan bagaimana jadinya jika kita 'dibodohkan' oleh Tuhan tentang hal ini, maka secara lahir-batin lumpuhlah manusia seketika itu juga.
10. Tuhan ciptakan DUNIA tapi tanpa AKHIRAT
Jika dunia diciptakan berdiri sendiri tanpa akhirat, maka besar kemungkinan dunia ini makin rusak. Karena tak ada lagi ancaman yang efektif untuk mengingatkan manusia akan hari pembalasan. Padahal akhirat adalah janji terbesar Tuhan kepada manusia. Dunia menjadi kacau karena orientasi hidup para penghuninya menjadi tidak jelas. Tak ada lagi hamba-hamba yang tunduk mengikuti ajaran-Nya karena hidup mereka semakin hedonistis, yaitu mereka yang berpandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.
11. Tuhan turunkan BENCANA, tapi tanpa HIKMAH
Tuhan bukanlah Raja Diraja yang otoriter yang menitahkan segala sesuatu tanpa perhitungan. Tuhan itu Maha Perhitungan (المحصى). Bencana yang IA turunkan sesungguhnya adalah cara lain Tuhan berkomunikasi dengan manusia. Maksud yang hendak disampaikan sederhana saja: bencana ini adalah kesempatan manusia untuk belajar. Agar manusia dapat menjangkau pelajaran tingkat tinggi berupa hikmah yang mendorong semangat kreatif dan juga ketakwaan manusia.
12. Tuhan memberikan SEGALA KELEMAHAN, tapi tanpa KESEMPATAN MENJADI KUAT
Secara sengaja Tuhan telah menanamkan software khusus ke dalam diri manusia, yaitu kelemahan. Dan luar biasanya keadilan Tuhan adalah IA juga memberikan kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk menjadi kuat. Baik kuat secara fisik maupun kuat karena kekuasaan duniawi. Meski kadang kekuatan itu 'dibablaskan' manusia untuk memproklamirkan kesombongannya.
13. Tuhan takdirkan SEGALA KEKURANGAN, tapi tanpa KESEMPATAN MEMPERBAIKI
Karena kemahapengampunnya Tuhan, manusia adalah makhluk paling optimis yang pernah Tuhan ciptakan. Meski berhadapan dengan kekurangan, manusia selalu memiliki banyak alternatif menutupi kekurangannya. Itu karena peran besar Tuhan menanamkan hawa nafsu dan akal pikiran ke dalam sifat manusia. Berkat keduanya ini, manusia selalu dapat lolos dari masalah dan mampu melakukan perbaikan.
Finally, segala puji bagi-Nya, alhamdulillahi robbil 'alamin, atas nikmat keadilan ini. Pantas kiranya jika kita--para makhluk-Nya--secara tulus mengikrarkan bahwa Ia Maha Adil (العدل). Dan Tuhan Maha Tahu dengan seluk beluk makhluk, karena IA yang menciptakan dan merencanakan semuanya.
Wallahu a'lam bissawab.
0 komentar:
Posting Komentar